Sajak Malam: Orang yang Berbeda (?)

Halo Sobat ViiJourney!

Postingan kali ini hanya ingin merangkai aksaraku dengan judul sajak malam, tentang orang yang berbeda. Siapa? Entah siapa orang ini. Yang tiba-tiba saja membuatku ingin menuliskan tentangnya. Penting? Antara penting dan nggak sih sebenarnya. Orang yang akhir-akhir ini memenuhi pikiranku. Memaksa masuk untuk berada dalam pikiranku. Atau mungkin benteng pertahananku sudah pecah yah sampai-sampai dia berhasil melewatinya. 

Aku dirundung kebimbangan yang tak berujung. Berkali-kali meminta agar kiranya diberikan petunjuk harus kuapakan perasaan ini padanya. Tetap saja, nihil. Hasilnya belum nampak sama sekali. Atau niatku masih perlu diperbaiki lagi? 

Berkali-kali, aku menampik perasaan ini. Tetap saja, ternyata perasaan itu masih ingin hinggap. Aku bisa apa? Berkali-kali mencoba untuk menguatkan diri bahwa semua masih belum pasti. Mengedepankan logika dibandingkan hati, namun tetap sama saja. Hati selalu mengarah padanya. 

Ya Allah....

Aku percaya bahwa ketentuan-Mu adalah sebaik-baik penentuan. Pilihan-Mu adalah sebaik-baik pilihan. Dan rencana-Mu adalah sebaik-baiknya perencanaan diluar perencanaan yang telah kubuat. Aku sangat tahu bahwa semua akan kembali menatap cerminan diri. Mendapatkan bayangan dari cermin yang ditampakkan didepan cermin. Persis, sama seperti itu. Lantas, mengapa begitu sulit? 

Perasaan ini seperti sudah tak mampu dibendung lagi. Berharap agar masih bisa bertahan sedikit lagi untuk diluapkan, namun tak bisa. Sepertinya aku sudah terjatuh lagi. Jatuh di lubang yang sama? Oh, jangan. Stop! Aku tidak mau itu. Jangan ceroboh. 

Sebenarnya, hanya satu inginku. Menghindari rasa kecewa dari pengharapan selain pada-MU yang perihnya tak mampu disembuhkan meski termaafkan. Menghindari jatuh dalam kebahagiaan semu yang belum saatnya untuk dijatuhkan. Jangan tanya sakitnya bagaimana rasanya. 

Orang yang berbeda kali ini, dia seperti paham tapi berpura-pura tak paham. Seperti tahu tapu pura-pura tidak tahu. Saking banyaknya sikap abstrak yang ditunjukkannya padaku, membuatku bimbang. Apa maunya? Bahkan kali ini, aku hanya mampu menyampaikannya dalam tulisan ini. Hanya berani menatapnya dari kejauhan, mencermati dengan baik. 

Nanti....

Apakah itu dia atau bukan?

Makassar, 24 September 2019