بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

"Nulis yang aku sukai aja, semoga bermanfaat juga buat kalian. Happy reading :)"

Pejuang ESPEDE: Part 6. Wisuda Tahun 2019 (Hanya Impian Saja?)




Halo Sobat ViiJourney!
Postingan kali ini, hanya ingin menyampaikan uneg-uneg pribadi yang termasuk dalam cerita perjuanganku mencapai gelar ESPEDE. 

Aku memang memiliki target untuk menyelesaikan studiku dengan tepat waktu. Tahun 2019 ini adalah targetku untuk wisuda dan meninggalkan hiruk pikuk dunia kampus yang terasa cukup membosankan akhir-akhir ini. Membosankan? 

Astaghfirullah...

Setelah mengingat perjuangan yang panjang agar bisa berkuliah, lantas hari ini aku dengan mudahnya mengatakan bahwa dunia kampus begitu membosankan? Apakah ini salah satu tanda tidak mensyukuri nikmat yang diberikan? Atau bentuk luapan kemarahan pada diri sendiri yang tak mampu mencapai satu target ini. Jelaslah, wisuda 2019 hanyalah impian saja. Bagaimana tidak? Wisuda terakhir untuk tahun 2019 akan diadakan bulan November dan aku belum melakukan seminar proposal hingga saat ini. Miris kan?
Jangan tanyakan apa aku khawatir atau tidak. Awalnya iya. Yang paling mendominasi pikiranku adalah kedua orang tuaku. Aku gagal membuktikan kepada mereka bahwa aku akan menyelesaikan studiku dengan tepat waktu. Sangat disayangkan. Tapi, apa aku harus terus merasakan penyesalan ini? Apa aku harus terus terpuruk meratapi keadaanku yang seperti ini? Apakah dengan meratapi keadaanku, lalu keadaan itu bisa berubah seketika sesuai dengan yang kuinginkan? Tentu tidak. 

Lantas apa yang harus aku lakukan? Apa aku akan terus berdiam diri saja?

Aku, hanya bisa memetik hikmah dari semua keadaanku hari ini. Mulai dari keterlambatanku menyelesaikan tugas akhir sebagai mahasiswa dan segala embel-embelnya yang sampai saat ini kujalani dengan penuh cermat. Apa aku menikmati semuanya? Tentu saja. Meski terkadang, hati kecil menjerit. Menuntut tak terima dengan semua kegiatan yang kulakukan.

Disaat semua teman kelasku sibuk dengan revisian mereka, mengeluh sana sini tentang sukarnya menemui dosen pembimbing, skripsi yang tak kunjung ACC dan lainnya. Eh, aku malah sibuk dengan hal-hal lain yang jauh dari pengurusan skripsi dan sejenisnya. Aku tidak pernah merasakan bagaimana rasanya mengerjakan skripsi atau proposal yang sampai begadang-begadang seperti curhatan kawan-kawanku, tak pernah merasakan kerja proposal di warkop bareng kawan-kawan. Kenapa? Karena aku harus mengatur waktuku dengan teliti agar semua kegiatan terjadwal secara rinci.

Jika aku harus mengikuti keinginanku untuk kerja proposal bareng sama mereka yang harus kesana dan kesini, maka semua kegiatan yang sudah terjadwal akan terbengkalai. Jadi aku memiliki waktuku sendiri untuk pengerjaan proposal. Mereka mungkin punya cerita perjuangan tentang penyelesaian proposal dan skripsi yangg dikerjakan secara bersama-sama, aku tidak mau kalah juga. Akupun punya cerita sendiri yang tak kalah menarik untuk diabadikan. Berjuang sendiri, melawan kejenuhan sendiri, memperbaiki motivasi internal yang sempat ada pada titik jenuhnya pun sendiri. 

Yang bisa kulakukan saat ini adalah tetap berjalan. Perlahan, tapi pasti. Hikmah dari keadaanku saat ini sangat banyak. Aku melatih diri untuk menjadi pribadi yang bertanggung jawab. Keterlambatanku saat ini juga mengantarkanku menjadi pengajar TK yang saat ini sangat aku sukai. Bertemu dengan orang-orang baru, berkenalan dengan manusia-manusia kecil yang mungil dengan berbagai karakter, dan karenanya aku berada dilingkungan orang-orang yang baik. Meski terkadang aku menciut karena sudah tertinggal jauh dari kawan-kawanku. Namun, kukuatkan diri bahwa saat ini aku sudah memiliki satu hal yang tak dimiliki oleh kawan-kawanku. Menyelesaikan skripsi, tujuan pastinya akan mencari pekerjaan. 

Ya, aku sudah memilikinya meski belum menyelesaikan studiku.

Pekerjaan ini, mengajarkanku untuk pandai mengatur waktuku dengan baik, meski dalam keadaan yang harus tetap melakukan pengerjaan proposal dan skripsi beserta embel-embelnya. Apakah itu sulit? Awalnya iya. Lelah, jenuh pun pernah. Namun, aku mulai berpikir lagi. Belajar untuk bijak dalam berpikir. Menikmati profesi ini dan akhirnya mencintai profesi ini pula. 

Biarlah wisuda 2019 hanya impian saja. Perencanaan memang tak selalu tepat sasaran. Karena Allah memiliki rencana yang terbaik dibalik perencanaan yang telah kita buat. Cukup yakinkan bahwa semua ini adalah jalan dari Allah yang terbaik, diarahkan untuk melalui jalan ini. Tujuan itu tetap akan tercapai, hanya saja Allah menyuruhku untuk jalan perlahan saja. Menikmati pemandangan sepanjang perjalanan ku untuk meraihnya. Aku percaya, akan ada kejutan-kejutan selanjutnya selama perjalananku kesana. Dan aku sangat percaya, akan indah pada waktunya nanti. 

Selamat menanti gelarmu, wahai pejuang ESPEDE. Semangat :)

Makassar, 24 September 2019


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Salam kenal dari ViiJourney buat semua Sobey yang sempat baca tulisan dalam blog ini. Sini, tinggalkan komentar di bawah. Kita saling sapa :)