بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

"Nulis yang aku sukai aja, semoga bermanfaat juga buat kalian. Happy reading :)"

Meng(ulang tahun)?




Rabu, 06 Mei 2020.

Ah, cantik sekali tanggal itu. Angka enam. Aku suka dengan angka enam, ia seperti sudah melekat dengan diriku. Bahkan, sudah jadi angka favorite ku. Entah sejak kapan bisa seperti itu.
Btw, meng(ulang tahun)?

Aku sudah lupa tepatnya, terakhir kali merayakan ulang tahun seperti yang biasa dilakukan pada umumnya. Bukan perayaan seperti mengundang teman, tiup lilin, dan potong kue ya. Tapi, se-bahagia  kala ada banyak sekali ucapan di dinding profile facebook yang menanti jawaban si pemilik akun. Yang paling sangat dinantikan ya ucapan dari orang-orang yang spesial, seperti sahabat dan (seperti yang ada dalam pikiran kalian mungkin🤭).

"Phy b'day yah, WYATB"
"Selamat ulangtahun, panjang umur dan sukses selalu"
"Met ultah ya, doa terbaik untukmu"

Seiring berjalannya waktu, aku menemukan kalimat baru lagi. Biar lebih syar'i, katanya.
"Yaumul milad ya (dan bla...bla...bla)."

Ya, ada begitu banyak versi untuk merayakannya meski hanya sekadar ucapan. Sedang aku? Sudah lama aku tidak merespon hal-hal demikian sejak kuketahui bahwa merayakan ulang tahun itu tidak diperbolehkan. Ada banyak versi, tapi aku mengikuti pendapat yang tidak merayakannya.

Padahal, masih banyak sahabat yang selalu tak pernah lupa mengucapkannya. Tak baik juga, jika harus merespon niat baik mereka yang sudah mendoakan kita dengan mengatakan hal-hal yang membuat mereka kecewa. Maka biasanya, hanya kubalas dengan ucapan terimakasih saja.

Lagian, itu sebenarnya adalah doa mereka untuk kita. Niatnya baik, mulia. Dijawab saja, semoga doanya kembali pada yang mendoakan😊. 

Tapi kalian pernah kepikiran nggak sih? Kenapa namanya 'Ulang Tahun'? Padahal, tahunnya kan nggak diulang. Bener nggak sih? Kenapa bukan ulang tanggal atau bulan saja? Menurutku, itu malah lebih masuk akal sih ketimbang ulang tahun. Eh😁 #edisingawur

Hm, btw ada apa saja ya yang bisa dicoret pada hari ini?

Tepat pada tanggal dan bulan yang sama, seorang gadis dilahirkan dari rahim seorang ibu pada tahun 1997 silam. Ini bukan konon katanya ya, tapi realita. Sudah berapa lama ya terhitung dari sekarang? Bukan lupa sih, tapi sedang berpura-pura untuk lupa. Maunya sih, lupa. Tapi seketika diingatkan oleh seorang sahabat yang tiba-tiba nge-tag postingan Facebook yang sudah empat tahun berlalu. Ah, Facebook mah emang suka gitu. Suka ngingetin kenangan yang kadang sampai nggak perlu untuk diingatkan. *UPS*🤭

Dua puluh tiga tahun.

Ya, dua puluh tiga tahun. Secepat itu kah? Sudah dua puluh tiga tahun ternyata. Aduh, aku masih ingin stay di deretan angka dua puluh dua saja. Masih belum ingin melanjutkan part dalam episode kehidupanku ini. Bukan belum ingin, aslinya memang belum siap. 

Mengapa?

Dua puluh tiga tahun, sepertinya semakin banyak tantangan. Semakin banyak yang harus diselesaikan. Pundak rasanya semakin berat menanggung beban yang aku juga tak tahu apa itu.

Coba saja, aku mampu menghentikan waktuku. Saat ku matikan semua mesin waktu yang ada di dalam rumahku ini, maka berhenti pula seluruh detik yang berjalan di dunia ini.

Ya. Cobaaa saja, andai saja, seandainya.

Astaghfirullah, bukankah berandai-andai itu adalah hal yang tidak baik?

Lalu, sekarang apa? Bagaimana? Menyesalinya? Hei, apa yang mau disesali?

Bertambahnya usia menjadi hal yang paling membuatku deg-degan. Selama ini, numpang hidup di bumi-Nya, kebaikan apa yang sudah dilakukan sebagai gantinya? Sudah menyiapkan bekal apa saja untuk perjalanan pulang? Yang kadang lupa kalau sebenarnya (bertambah usia) ini adalah bentuk dikuranginya jatah hidup untuk tinggal di Bumi-Nya.

Meski sebenarnya kita tahu sih, bahwa kepulangan itu tak pernah memandang usia kita yang sudah ke sekian-sekian. Tapi ini lebih masuk akal menurutku. Ya, ini adalah pertanda yang nyata (bahkan dirayakan) pula. Meng(ulang tahun) adalah notifikasi atau sejenis alarm untuk diri kita sendiri bahwa jatah hidup yang namanya usia itu sudah berkurang.

Kita lagi dikasih ingat, bagaimana ibadahmu? Sudah istiqamah? Bagaimana petualanganmu sejauh ini? Apakah sudah cukup untuk bekal pulangmu?

Jawabannya? Hanya kita sendiri yang mampu untuk menjawabnya.

Apakah kita pernah menyadari hal itu? Pun ketika selama ini kita belum menyadarinya, saat sadar perbanyaklah istighfar. Astaghfirullah...

Lalu? Memperbaikinya. Apa saja yang perlu diperbaiki? Semuanya. Ya, semua hal buruk yang sudah dilakukan, tinggalkan dan ganti dengan yang lebih baik. Untuk semua hal baik, belajar untuk di-istiqamah-kan. Pelan-pelan saja, tak apa. Justru yang jalannya lebih pelan, akan lebih menikmati proses ketimbang yang terburu-buru.

Selain sebagai alarm persoalan tugas dan tanggungjawab diri kepada Sang Pencipta, usia yang bertambah juga harus sudah mampu untuk memetik beragam hikmah dari setiap pelajaran hidup yang sudah didapatkan. Seperti, pendewasaan diri (mungkin). Kemandirian? Tanggungjawab? Ah, banyak. Sangat banyak.

Intinya, terus belajar. Ada kemauan untuk tetap belajar memperbaiki diri. Belajar itu tempatnya ada dimana saja. Layaknya petuah Bapak Pendidikan kita;

"Semua orang murid, semua orang guru, dan semua tempat sekolah" - Ki Hajar Dewantara.

Makna belajar ya bukan hanya seperti yang kita ketahui pada umunya. Duduk, buka buku, hapalin rumus, menghapal ragam desinisi dan sejenisnya. Itu memang belajar, tapi bukan (hanya) itu saja.

Ada banyak yang harus dipelajari. Belajar sabar? Belajar mengendalikan emosional? Belajar mandiri? Ah, menurutku belajar hal-hal seperti itu lebih menyenangkan. Bukan begitu? Bagaimana denganmu?


______________________________________________________
PS: setiap deretan kalimat yang sudah mampu kutuliskan dan selesai kalian baca, yang pertama kupersembahkan semua tulisanku untuk diriku sendiri sebagai pengingat diri. Selebihnya, semoga bermanfaat pula untuk kalian.











17 komentar:

  1. Jadi bisa introspeksi diri nih karena masih banyak kekurangan terutama blm bisa sabar

    BalasHapus
    Balasan
    1. Belajar sabar emang kudu sabar ya kak hihi

      Hapus
  2. bermanfaat kok sis, jadi bisa mengenal dirimu lebih dalam melalui tulisanmu. Salam kenal ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih kak, salam kenal balik Kak Gin. Btw, kita pernah satu project lho di DANA, pasti cuma aku yg ingat. Hehe

      Hapus
  3. Akupun udah lama gak ngerayain ulang tahun. Bukan karena ga boleh, tp semakin banyak angka yang tertera, semakin gak peduli dengan perayaan itu sih. Paling orang2 terdekat aja yang masih suka ngucapin, dan beberapa yang dapat notifikasi dari sosmed 🤣🤣.
    Btw umur kita beda satu dekade ternyata ya 🙈🙈🙈

    BalasHapus
    Balasan
    1. Huaaaa. Terhura aku mom. Hehe bedanya sampe satu dekade GT😱🤭

      Hapus
  4. Ini tulisan yang jadi bagian pendewasaan diri sepertinya. Aku pun mengamini ucapan Ki Hajar Dewantara. Setiap hari, dimana pun kita bisa belajar asal membuka hati dan pikiran

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mantul. Bener banget kak. Ternyata kita sepaket, bawa petuah bapak pendidikan kemana-mana😊

      Hapus
  5. Sepertinya sepele. Tapi belajar adalah proses sepanjang hidup yang memerlukan kesabaran dan banyak penyesuaian diri. Semoga kita terus semangat memperbaiki diri ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sepele yang selalu disepelekan kak lebih tepatnya. Semoga jadi pribadi lebih baik lagi🤗

      Hapus
  6. Aku juga ngga pernah sih ngrayain ulang tahun paling kadang suami aja yang ngasih sweet moment kayak ngasih hadiah atau ngajak jalan jalan gitu aja hehe

    BalasHapus
  7. Dulu aku juga sempat kepikiran gitu mau berhenti di umur 20 aja dan menikmati waktu yang menyenangkan saat itu tapi kini aku benar benar menikmati waktu saat ini dengan anak anak yang bikin warna warni hari hari

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wuaaaaa. Ngomongin anak, boleh berguru bunda? Lagi belajar parenting buat bekal nanti kalo sudah jadi ibu insyaallah 🤗

      Hapus
  8. Memang benar merayakan ulang tdk boleh, yg tdk boleh itu berlebihan, ulang tahun utk mengingatkan kalau umur kita bertambah dan usia kita berkurang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Naaaah. Syukaaak, makasih kak. Gitu maksudnya 🤗🤗

      Hapus
  9. Do something great before 26 heheh krna aq udh segitu tp berasa blm do something great. Btw panjang umur dn sehat selalu yah ��

    BalasHapus

Salam kenal dari ViiJourney buat semua Sobey yang sempat baca tulisan dalam blog ini. Sini, tinggalkan komentar di bawah. Kita saling sapa :)