بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

"Nulis yang aku sukai aja, semoga bermanfaat juga buat kalian. Happy reading :)"

Pejuang ESPEDE: Part 7. Mahasiswa PGSD jadi Pengajar TK?




Halo sobat ViiJourney!
Malam ini lagi pengen nulis ajasih. Banyak banget yang pengen ditulis, tapi setelah melihat daftar-daftar catatan, lebih memilih untuk melanjutkan part Pejuang ESPEDE. Nah, sesuai dengan judulnya bahwa 'Mahasiswa PGSD jadi Pengajar TK?'

Tidak sedikit yang mengatakan bahwa dengan latar belakang jurusanku untuk mennggeluti profesi ini terbilang lumrah. Masih bolehlah. Katanya malah makin bagus, sesuai dengan jurusan. Apa iya to? Tidak sedikit pula di kalangan kawan serumpunku (re: mahasiswa PGSD) yang melontarkan kalimat;

"Nda salah jurusan jaki Vista?" 

Yah, begitulah. Akan kuceritakan awal mula hingga aku bisa diterima menjadi pengajar TK di Rumah Quran Savaty ini. Sebenarnya aku sudah memiliki pekerjaan part time yang sudah kugeluti beberapa tahun terakhir ini. Tapi, karena tuntuta untuk menebus keterlambatanku menyelesaikan studiku dengan tepat waktu membuatku berpikir keras. 

"Bagaimana caraku agar bisa membayar biaya kuliahku di semester selanjutnya ya?"

Nah, dari sinilah aku mulai membuka feed instagram di loker Makassar. Dan akhirnya, aku menemukan loker pengajar TK di Rumah Quran Savaty ini. Kualifikasinya sederhana sih. Punya pengalaman ngajar, menyukai anak-anak, lebih diutamakan jurusan PGSD. Bagian ini yang paling menarik bagiku. Biasanya, konteks kalimatnya seperti lebih diutamakan S1 PGSD. Tapi disini, kualifikasi yang tercantum nggak perlu S1 dulu. 

"Peluang nih," pikirku.

Pada saat itu, bukan hanya satu loker saja yang coba untuk kulamar. Ada beberapa. Loker penyiar radio juga sempat masuk dalam list-ku. Hingga pada akhirnya, aku berada pada tahap mengirim CV-ku di Rumah Quran Savaty. Langsung dapat notifikasi untuk tes wawancara esok harinya. Alhamdulillah...

Kupersiapkan diri sebaik mungkin. Berbekal maps dan pinjaman motor teman, aku berangkat ke kantor RQS ini. Entah mengapa, rasaya deg-degan gimana gitu. Apa ya? Masalahnya ini adalah pertama kalinya aku mengikuti tes wawancara kerja. Ya, seingatku memang pertama kalinya. Aku langsung dihadapkan dengan seorang ibu-ibu yang menggendong anak. Beliau bertanya, 

"Yang mau wawancara ya?"
"Iya bu." Jawabku sambil mengangguk.

Dia mengarahkanku untuk mengikutinya ke lantai dua. Aku menunggu sebentar, ternyata ada beberapa orang juga yang tengah menunggu untuk tes wawancara. Duh, rasanya seketika semuanya menjadi dingin. Haha

Aku menjadi yang paling terakhir diwawancarai karena memang aku yang paling terakhir datang. Mereka yang diwawancarai sebelumku, luar biasa semua. Punya pengalaman menjadi pengajar TK di TK yang terbilang elit menurutku. Ada juga yang sebelumnya punya pengalaman menjadi pengajar guru tahfidz pula. Hem, seketika aku menciut. Banget. Apalah aku, yang hanya punya pengalaman mengajar private saja.

Tibalah giliranku. Pertama, tes baca Al-Quran terlebih dahulu. Rasanya kok deg-degan yah. Aku mencoba untuk menetralisir rasa gugupku dengan menganggap bahwa aku tengah membaca Al-Quran seperti biasa yang aku lakukan. Tak perlu gugup, ini kan baca Al-Quran. Dia yang mengetes bacaan Al-Quran adalah Ibu yang tadi menggendong anak. Terakhir kuketahui namanya, Bunda Ulfa panggilannya. 

"Sudah Hapal berapa juz?".

Aku terbelalak. Ya Allah, aku lupa. tempatku melamar pekerjaan ini adalah RUMAH QURAN. Jelas saja pertanyaan itu ya pasti akan ditanyakan. Aku menjawab seadanya, sesuai dengan keadaanku.

"Hanya surah-surah pendek saja bu, Juz 30 saja belum hapal." Jawabku.

"Oh, buka saja Al-Qurannya, Q.S (......)."

Aku lupa surah apa yang diinstruksikan kala itu. Mulailah aku mengaji. Sekitar lima ayat, beliau menyuruhku untuk menyudahi bacaanku. Lalu diarahkan ke ketua yayasan RQS ini. Disinilah pembedahan CV yang kukirimkan sebelumnya. Bertanya tentang pengalaman mengajarku seperti apa, berapa lama dan yang seperti apa itu.

Aku hanya menjelaskan seadanya lagi, bahwa pengalaman ngajarku ya private saja. Mengajari anak calistung, dan aktif di komunitas-komunitas yang bergerak dalam dunia pendidikan. Ibu Ketua Yayasan ini lalu bertanya lagi tentang pengalamanku mengajar dalam kelas yangg langsung mengajari banyak anak-anak. Aku hanya mengatakan bahwa aku punya tapi hanya pada saat KKN saja, sekitar dua bulan aku memegang kelas dua. 

Dia bertanya lagi. Apakah aku menyukai anak-anak? Ya, kujawab tentu saja aku sangat menyukainya. Justru ini adalah salah satunya aku berani melamar kerja karena bersentuhan langsung dengan anak-anak. Beliau bertanya lagi, apa aku bisa membuat kreativitas untuk kreasi-kreasi sederhana dalam membuat display kelas? Ya, aku sudah sering melakukan itu. Mulai dari kegiatan magang sampai peduaka, menghiasi atau mendekorasi kelas adalah pekerjaan yang sudah pasti akan dikerjakan. Aku menjawab seadanya, bahwa aku pernah. Beliau sangat ramah. Mengatakan bahwa, meski tidak bisa yang penting mau belajar bersama-sama. Lama-lama pasti bisa, begitu katanya.

Pertanyaan terakhir, membuatku sedikit menciut lagi. Aku takut ini adalah alasanku nanti tidak diterima menjadi pengajar disini. Beliau menanyakan kegiatan yang kulakukan saat ini Aku hanya mengatakan bahwa tengah menyelesaikan tugas akhir sebagai mahasiswa sambil mengajar private pula. Beliau menanggapi dengan cermat bertanya tentang jadwal bimbinganku kapan, apakah nanti tidak mengganggu waktu sekolah. Karena disini juga beliau menjelaskan bahwa jam operasional sekolah itu mulai pukul tujuh sampai pukul satu siang. Jadi pengajar tidak boleh keluar dari sekolah sebelum jam satu siang meski pada kenyataannya anak-anak sudah dipulangkan pada jam setengah dua belas. 

Sesi wawancara berakhir dengan perbincangan terakait dengan kegiatanku yang tengah bimbingan skripsi. Beliau lalu memberitahukan bahwa disini sangat disiplin waktu dan komitmen kerja yang tinggi. Aku mengiyakan semua yang dikatakan beliau. Hanya mengangguk saja, itu yang bisa kulakukan. Baiklah, tinggal menunggu panggilan saja katanya. Kalau tidak dipanggil yang pasti tidak diterima. Pastilah! Tanpa diberitahu pun, itu sudah menjadi rahasia umum kan ya.

Keluar dari situ, aku sebenarnya tidak berharap banyak. Apalagi tadi melihat mereka yang sebelumku adalah pengajar-pengajar TK berpengalaman. Sedangkan aku? Hm, yasudahlah. Yang penting hari ini aku sudah berusaha, pikirku.

Tiga hari kemudian, malam hari ba'da isya tepatya. Aku menerima notifikasi dari Ibu Ketua Yayasan yang isinya mengarahkan aku untuk datang esok hari dan sudah bisa mulai mengajar. Dua bulan adalah masa magang katannya. Deg-degan banget rasanya. Tapi, setelah kucermati lagi ternyata nama yang tercantum didalamnya bukanlah namaku. Rasanya apa ya? Awalnya ngga percaya dapat notifikasi seperti itu, mulai senang tapi tiba-tiba menciut lagi.

Aku membalasnya dengan mengonfirmasi bahwa aku bukanlah pemilik nama yang tercantum dalam notifikasi. Beliau membalas lagi.

"Oh iya, dengan Vista ya. Maaf, lupa diubah. Tapi ini notifikasinya memang ditujukan untuk Vista."

Seketika rasa bahagia itu muncul lagi di permukaan. Wah, aku diterima kerja jadi pengajar TK. Bersorak sorai sendiri. Sampai sekarang, kalau dipikir-pikir masih menjadi pertanyaan besar bagiku. Mengapa aku bisa diterima menjadi pengajar disana? Sedang aku, tidak memiliki banyak hapalan. Juz 30 saja masih bolong-bolong. Pengalaman mengajar TK pun, tak punya sama sekali. Pokoknya, disini aku belajar mulai dari awal lagi. Entahlah! Intinya, hal tersebut masih menjadi misteri bagiku.

Bagaimana tidak guys?

Dari sekian banyaknya pendaftar yang melamar menjadi pengajar, hanya dua pengajar saja yang diterima. Jadi aku sama Bunda Jannah yang sama-sama diterima pada hari yang sama pula. Beliau memiliki pengalaman ngajadi di TK Madania. Keren banget, aku belaajar banyak sama beliau. Hanya kita berdua yang keterima jadi pengajar. Setelah kutelusuri kebenarannya, ternyata sangat banyak pendaftar yang mendaftar menjadi pengajar. Bahkan orang yang sebelumnya saat itu memiliki jadwal wawancara denganku saja, dengan pengalamannya yang luar biasa menurutku, ternyata tidak diterima menjadi pengajar.

Banyak hikmah yang kudapatkan dari sini. Aku sangat bersyukur, belajar banyak hal. Berkenalan dengan orang-orang baru, anak-anak yang menggemaskan, berada di lingkungan yang islami. Selalu berinteraksi dengan AL-Quran. Menjadi pengingat setiap hari bagiku. Aku harus menyelaraskan hapalanku dengan anak-anakku. Mereka tengah menyelesaikan hapalan juz 30, mendorongku juga untuk menghapalnya. 

Sistem pembelajaran disini sangat bagus, lebih mengutamakan Al-Quran. Kegiatan intinya lebih banyak Muroja'ah, Ziyadah, Hapal Hadits dan Bahasa Arab yang ringan untuk porsi anak-anak. Semua yang ada disini, sangat berkesan. Aku pun sudah menyiapkan catatan-catatan kecilku untuk menceritakan tentang kehidupanku di sekolah ini. 

Terimakasih Ya Allah, terimakasih banyak :)

Aku selalu menganggap bahwa ini adalah kejutan yang Engkau siapkan untukku. Aku selalu optimis bahwa inilah yang ingin engkau berikan padaku, disaat aku pusing dengan segala aktivitasku yang tak kunjung selesai dalam dunia kampus, Emgkau menghadirkan anak-anak itu yang selalu menjadi alasanku untuk tidak boleh bersedih. Segala sesuatunya menjadi sangat berarti. Setiap harinya menjadi hal yang patut untuk disyukuri, apalagi momen ketika datang ke sekolah lalu disapa oleh mereka dengan ceria dan cerita unik mereka masing-masing...

Oke guys, cerita kali ini dicukupkan sampai disini dulu yah. Maafkan jika kurang suka dengan tulisannya. Ambil kebaikan, buang buruknya. Semua kebaikan datangnya dari Allah da keburukan itu datang dari diri sendiri. Semoga bermanfaat yah:)

Wassalam.....



Bumi Permata Hijau, 25 September 2019











9 komentar:

  1. Subhanallah ceritanya seru banget. Semoga bisa menjaga amanah untuk mendidik anak2 dengan baik Bu guru.

    BalasHapus
  2. Allah selalu memberikan yang terbaik untuk setiap umatnya ya, kak. bahkan hal yang menurut kita gak mungkin, bisa menjadi mungkin. Seru banget ceritanya. jadi penasaran cerita selanjutnya :)

    BalasHapus
  3. Semangat ya. Saya juga pengajar dan pendidik. Jadi kita wajib support apalagi buat kamu, perbanyak pengalaman. Enggak papa berjuang dulu ngajar sana sini. Niscaya kedepan pasti akan berbuah lebih manis demi cita-cita memajuka generasi Bangsa 😉

    BalasHapus
  4. MasyaAllah.. beruntungnya..yang namanya rejeki memang tak ada yang bisa mencegah..selalu datang ke orang yang tepat..semangat lulus ya teh

    BalasHapus
  5. Waah, perjuangan seorang pendidik untuk mengajar nih. Ceritanya inspiring banget kak, apalagi buat aku yang masih mencari tempat mengajar juga. Nambah semangat.

    BalasHapus
  6. Banyak banget ceritanya dibalik espede ini ya say, bisa jadi inspirasi para pejuang espede lainnya ini, semangat

    BalasHapus
  7. Masyaallah... Bisa ngajar di Rumah Qur'an itu berkah banget. Kesempatan dekat dengan orang-orang shalih dan kesempatan upgrade diri biar lebih taqwa. Aku malah S.Pd.I, ngajar TK. Tapi sangat bersyukur. Kalau tak pernah terjun ke dunia mereka, kita tak akan pernah paham dunia emas itu.

    BalasHapus
  8. ngga tau kenapa jika membaca inspirasi membuat hati ciut dan sedih. karena semua yang dilakukan banyak manfaat besar dari yang dilakukan. Semangat ya ka, semoga bisa menambah manfaat ditempat yang baru.

    BalasHapus
  9. Rezeki ya kak. Semoga berkah ya mengajarnya. Aku juga basic nya pendidikan tapi yang tata busana hehe. Guru tapi nggak jadi guru di ranah proefsional. Jadi gurunya anak-anakku hehe

    BalasHapus

Salam kenal dari ViiJourney buat semua Sobey yang sempat baca tulisan dalam blog ini. Sini, tinggalkan komentar di bawah. Kita saling sapa :)