بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

"Nulis yang aku sukai aja, semoga bermanfaat juga buat kalian. Happy reading :)"

Pejuang ESPEDE: Part.4 Kegiatan Rutin Sepulang Sekolah (Edisi Peduaka 02)



Halo Sobat ViiJourney!
Sesuai dengan yang aku bilang di postingan sebelumnya bahwa aku akan melanjutkan ceritaku masih dalam edisi peduaka. Cerita kali ini aku fokuskan kegiatan bersama anak-anak sepulang sekolah, sore hari. Teman seposko sudah menyepakati bahwa kita akan menginstruksikan anak-anak untuk datang ke posko belajar bersama. Seperti yang belum lancar membaca dan kurang kemampuannya dalam berhitung.

Jadi kesepakatannya, kami akan mengajar anak-anak yang datang sesuai dengan kelasnya. Kalau yang datang kelas dua, maka yang mengajar adalah mahasiswa yang bertanggung jawab memegang kelas dua. Begitupun seterusnya. Saat di sekolah, aku juga selalu mengingatkan anak-anak untuk datang ke posko, belajar bersama. Lebih ku tekankan juga pada mereka yang belum lancar membaca. 

Tahu lah, bahwa membaca itu sangat penting. Buku anak SD sekarang, semua tugas yang dikerjakan ya harus dengan membaca terlebih dahulu. Kalau tidak bisa membaca, apa yang bisa mereka kerjakan ya kan? Salah satu kekhawatiranku pada saat itu. Makanya aku selalu mengingatkan mereka untuk datang ke posko. Ada yang mengeluh jauh, ada juga yang mengeluh tabrakan jadwalnya dengan jadwal mengaji mereka dan alasan-alasan lainnya.

Meski banyak yang tidak datang, tapi setidaknya ada banyak juga anak-anak yang datang ke posko antusias untuk belajar. Jika anak-anakku tidak datang, biasanya korlap langsung memberikanku bagian untuk mengajari anak-anaknya. Hmm....

It's okay. Itu menyenangkan juga. Satu kali diajarkan, besok minta lagi, lagi dan lagi. Bahkan saat satu minggu sebelum penarikan kami mencoba untuk memberhentikan kegiatan belajar sore, mereka masih semangat untuk datang. Sayangnya, waktu satu minggu sebelum penarikan kami fokuskan untuk menyelesaikan program kerja sekolah yang masih belum terlaksana pada saat itu. Dengan berat hati kami harus mengatakan kepada mereka bahwa kegiatan belajar sorenya sudah selesai. Mereka cukup kecewa mendengar hal itu.

Part kali ini, aku ingin menceritakan kisah mereka saat melakukan kegiatan belajar bersamaku. Pernah saat itu, akan ada olympiade matematika dan sains yang diadakan oleh kabupaten Gowa. Jadi kami diminta untuk membimbing ketiga siswa ini yang akan ikut olympiade. Namun, semua temanku melimpahkan pembimbingannya kepadaku. Apa ya? Rasanya tuh, kayak nggak adil gimana gitu.

But, okelah.

Mereka memang mengakui kalau mereka tidak pandai dalam perhitungan lah, dan sebagainya. Tapi ini kan tanggung jawab bersama ya kan? Yah, *malah curhat*. Dan akhirnya mau tidak mau ya, aku mengiyakan untuk membimbing mereka belajar. Kalau ego terus yang dikedepankan tidak mau membimbing, malah tambah runyam jadinya. Dan, tahu nggak sih olympiade nya kapan diadakan? Besok, guys.

Rasanya mau meledak tiba-tiba. Infonya baru hari ini dan ternyata besoknya sudah langsung dilombakan. Oke, baiklah. Tantangan banget kan? Jadi, waktu itu aku bimbing mereka dari pagi di perpustakaan hingga menjelang pulang sekolah. Akibatnya aku tidak masuk dalam kelasku karena harus meluangkan waktuku buat ketiga siswa ini. Dua orang untuk mata pelajaran matematika dan satu orang untuk mata pelajaran sains. 

Sebelum pulang, aku juga mengingatkan mereka untuk datang ke posko belajar lagi. Jadi hari itu kami fokuskan untuk banyak latihan soal saja. Karena waktu yang diberikan sudah sangat mepet. Untuk Salsa, dia cerdas. sebelumnya pun pernah mengikuti olympiade serupa. Aku lupa bertanya apakah pada saat olympiade sebelumnya dia berhasil sampai tingkat kabupaten apa tidak. Intinya, untuk Salsa dan Nurul itu sudah pernah mengikuti olympiade ini dan membawakan mata pelajaran yang sama pula. 

Nurul dan satu lagi siswa laki-laki, aku lupa namanya. Mereka, agak sulit dibimbing. Maklum, matematika. Aku juga tidak bisa membantu banyak, karena matematika ya harus banyak latihan dan ingat rumus. Dan parahnya lagi, tingkatan kelas mereka ini ternyata belum tahu operasi pembagian bersusun. Padahal, dulu waktuku SD sudah tuntas belajar itu. Apa beda ya dengan SD sekarang? Pikirku kala itu. 

Satu hal yang kupelajari saat itu. Aku mengajari mereka berdasarkan versi kemampuanku dan berpikir bahwa mereka pasti paham. Maksudnya, aku memaksakan mereka itu paham seperti aku yang paham dengan penjelasanku sendiri. Egois kan? Padahal, tidak seharusnya seperti itu. Saat itu, aku memang masih belum pandai memasuki dunia mereka yang harus dijelaskan dengan cermat dan diulang terus menerus agar paham dan diingat. 

Waktu beberapa jam sore itu, untuk Salsa aku menceklist materi-materi yang sekiranya akan muncul lalu dipelajari dengan latihan menjawab soal-soal. Untuk mata pelajaran sains, kuncinya memang harus banyak membaca dan latihan menjawab soal agar selalu diingat. Berbeda dengan matematika.

Untuk Farhat (tiba-tiba aku ingat namanya. Si Juara Ranking 1. Hihi) dan Nurul, aku ajarkan operasi pembagian bersusun. Aku tidak mungkin mati-matian mengajari mereka soal ini jika tidak masuk dalam kemungkinan soal yang akan muncul. Masalahnya, ada kisi-kisi yang diberikan oleh guru dan operasi ini adalah salah satunya. Dan, aku harus mengajarinya dari awal. Sabar....

Waktu yang kami habiskan sore itu, rasanya terlalu singkat. Apalagi untuk mengajarkan soal matematika. Padahal sebenarnya matematika itu menyenangkan sih kalau kita paham *eh* haha semua juga kayak gitu kali yaah. hehehe

Dan dengan sangat terpaksa, karena waktu sudah hampir magrib jadi aku menginstruksikan mereka untuk pulang ke rumah masing-masing. Untuk Farhat, aku mengantarkannya pulang karena rumahnya cukup jauh. Desa sebelah. Wah, alhamdulillah ternyata dia semangat sekali datang belajar padahal kala itu musim hujan. Farhat tak lupa menenteng payungnya yang dibawanya saat pergi ke posko. 

Sepulangnya mereka, aku cukup menghela napas. Entah perasaan lega atau khawatir. Lega karena tugasku sudah selesai, mungkin iya. Khawatir karena takut kalau ternyata aku gagal tidak bisa membantu mereka hingga ke olympiade tingkat selanjutnya, iya ini yang paling mendominasi. Sudahlah, kukuatkan diriku dengan mengatakan bahwa "Kamu sudah berusaha dan melakukan yang terbaik sesuai dengan kemampuanmu. Kalau bisanya samapai disitu yasudah gapapa."

Daaaan. Endingnya? Alhamdulillah, Farhat dan Nurul belum diberikan kesempatan. Tetapi Salsa memperoleh juara II dan lanjut tingkat kabupaten. Seimbang kan? Sedih tapi senang juga. Baiklah, sudah sampai disitu porsinya. Aku yakin mereka pun sudah berusaha untuk melakukan yang terbaik. 

Satu hal yang kupelajari bahwa inilah teori versi real nya yang selama ini kudapatkan  dibangku perkuliahan. Kemampuan anak itu berbeda-beda. Ada yang cepat paham, ada yang memang sudah diajari berkali-kali masih tetap sama, ada yang paham tapi masih suka lupa dan lainnya. Banyak sekali tipe-tipe anak yang kupelajari dan kuamati mereka dengan melihat cara mereka menangkap pengetahuan. Sehingga kita tidak boleh memaksakan mereka untuk selalu sama. Misalnya karena yang pandai sudah paham, jadi kita sudah tidak mempedulikan lagi yang kurang tanggap. Harusnya kan ada keseimbangan disini, tidak semena-mena.

Kalau gini, kadang suka mikir: "Enakan ngajar private yah." Hehehe

Iya sih, enak. Hanya satu kepala saja yang perlu dipahamkan. Tapi, pengajar private dengan pengajar di dalam kelas tentu berbeda. Lebih besar tantangan bagi pengajar di dalam kelas yang menghandle banyak kepala dengan karakter yang berbeda-beda pula.  Tantangan menjadi seorang guru itu ya gitu. Dari siswanya. Tapi semua bisa karena biasa kok.

Hari ini kamu belajar, esok bisa jadi kamu yang mengajari. Hari ini aku masih mempelajari karakter mereka, untuk bekalku mengajar mereka pula. Dimana pun itu, dan kapanpun selagi bisa. Cukup nikmat sehat saja yang harus selalu kuminta agar bisa selalu berjumpa dengan mereka.

Satu lagi kisah haru yang selalu kuingat hingga saat ini. Bahkan, cerita yang akan kuceritakan setelah ini adalah yang mendorongku untuk mengabadikannya dalam tulisanku. Yang membuatku semangat untuk menulis lagi part-part dalam pejuang ESPEDE. Kalau tidak, mungkin tulisan ini masih belum terselesaikan. Padahal part sebelumnya baru saja kuterbitkan tidak cukup seminggu, aku sudah menerbitkan lagi part ini. 

Nah, kisah adik kecil ini akan kulanjutkan di part. 5 yah. Pantau terus. Untuk kali ini, sampai disini dulu yah. Semoga ada kebaikan yang didapatkan dalam tulisan ini. Jika masih belum ada, maafkan aku. Dan kepada teman-teman reader, mohon kritikan dan sarannya agar aku bisa memperbaiki tulisan-tulisanku kedepannya. 

Wassalam...









Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Salam kenal dari ViiJourney buat semua Sobey yang sempat baca tulisan dalam blog ini. Sini, tinggalkan komentar di bawah. Kita saling sapa :)