بِسْÙ…ِ اللّÙ‡ِ الرَّØ­ْÙ…َÙ†ِ الرَّØ­ِÙŠْÙ…ِ

"Nulis yang aku sukai aja, semoga bermanfaat juga buat kalian. Happy reading :)"

Sepenggal Cerita Semasa Pandemi


Hi Sobat ViiJourney :)

"Selamat ulang tahun corona," seperti itulah kalimat yang akhir-akhir ini tersebar diberbagai media sosial. Pasalnya, ucapan itu adalah bentuk memperingati kehadirannya yang memang sudah setahun ada di Indonesia. Ah, iya. Sudah setahun ternyata. Akupun, yang terbilang perantau jauh, sudah tiga kali bolak-balik dari kampung lalu ke Makassar lagi sejak dalam masa pandemi ini. Dan, untuk cerita kali ini, karena temanya adalah berbagi pengalaman maka akan kuabadikan Pengalaman Saat Pandemi COVID-19 sebagai pelengkap kisahku si perantau. Puncak ceritanya, ada pada saat perjalanan menuju pulang ke kampung halaman.

edited by ViiJourney (Sumber: canva.com)

Kepulangan yang dipenuhi dengan kebimbangan antara pulang atau tidak, membuatku cukup lama mengambil keputusan. Berita korban yang berjatuhan di Ibu Kota Negara kita cukup membuat masyarakat kepanikan. Semua area tiba-tiba sepi, pasar yang awalnya ramai dengan pembeli, kini hanya dipenuhi para penjual saja, dengan alasan harus tetap berpenghasilan untuk menghidupi keluarga mereka. Kebimbanganku hadir karena dua hal yang memenuhi kepalaku kala itu. Pertama, khawatir kalau saja dalam perjalanan pulangku akan membawa virus ini ke kampung halaman yang akan berdampak untuk keluargaku. Kedua, aku sendiri juga tak mau berlama-lama di Makassar, karena kedatanganku saat itu hanya untuk wisudaku saja, namun pada akhirnya harus tertunda juga tepat dua hari menjelang hari H yang sudah ditentukan. 

Penundaan waktunya juga cukup lama, sampai harus menunggu setelah lebaran idul fitri. Aku mengakui bahwa itu adalah pilihan yang cukup sulit. Butuh waktu berhari-hari sampai akhirnya aku memutuskan untuk pulang kampung dalam kurun waktu kurang dari satu minggu sejak kebimbanganku hadir. Dan, mudik kala itu berkesan sekali. Bagaimana tidak, setiap melewati kabupaten, semua penumpang harus disemprot dengan disinfektan agar virusnya hilang, katanya. Terdengar lucu sih, tapi ya mau gimana lagi karena kondisinya memang sudah seperti itu. Sampai di kampung halamanpun, aku harus mengikuti aturan dari pihak kesehatan untuk isolasi mandiri selama dua pekan.

Ah, lumayan ribet.

Sebelum kepulanganku, kuhabiskan waktuku dengan selalu memantau berita tentang korban yang positif, negatif, sampai yang meregang nyawa sekalipun. Mulai dari pulau jawa, sumatera, sampai di sulawesi. Yang paling menegangkan adalah ketika virus corona diberitakan sudah memasuki bagian sulawesi, karena kita pasti merasa bahwa virusnya semakin dekat dengan kita. Jujur, pemantauan berita itu cukup membuat psikis-ku terganggu, tidak normal seperti biasanya. Hingga akhirnya, aku pribadi memutuskan untuk tak mau lagi tahu soal berita tentang pandemi. Jadi, saat di kampung halaman, hanya bapak saja yang selalu update berita tentang pandemi melalui siaran televisi. Sedangkan aku sama mama lebih memilih tak ingin tahu saja. Menurut kami, selama kami menjaga kesehatan dengan cara selalu menggunakan masker dan mencuci tangan sudah cukup untuk membantu.

Tahun 2020 itu memang luar biasa, yah. Kita lewati bersama bulan januari, februari, pandemi, lalu tiba-tiba desember. Eh, tak terasa sekarang malah sudah berada di bulan yang sama dengan bulan kedatangannya, februari tahun 2021. Tapi, meskipun begitu, banyak hal-hal baik yang kemudian mengajarkan kita melalui pandemi yang telah kita lalui bersama sampai saat ini. Aku pribadi ngerasain sih, dan ini dari sudut pandang pribadiku saja ya, entah kalau dari Sobey sendiri gimana.

Selalu Mencuci Tangan

Sebagai salah satu cara untuk mencegah terkontaminasi oleh virus corona, rajin mencuci tangan jadi bagian yang paling penting saat ini. Semua area yang mengharuskan untuk tempat berkumpulnya banyak orang seperti rumah makan, perpustakaan, dan instansi-instansi lainnya selalu menyiapkan air dan sabun untuk mencuci tangan sebelum masuk. Bahkan selain media untuk mencuci tangan, dilengkapi juga dengan hand sanitizer. Keren, dong. Pokoknya, pandemi benar-benar mengingatkan kita untuk selalu mencuci tangan dan mengajarkan kita cara mencuci tangan yang baik dan benar. Hihihi

Memakai Masker

Pemakaian masker ini juga sudah sangat populer sejak pandemi berlangsung. Bahkan dulu masih awal pandemi, masker sempat jadi barang yang paling cepat laku dan habis di pasaran. Bukan hanya itu saja, bahkan sempat jadi rebutan saking dibutuhkan banget. Para penjual masker justru memanfaatkan keadaan ini, berani menaikkan harga semaunya karena melihat kondisi pasar yang kelabakan membutuhkan masker. Dan akhirnya, sekarangpun kalau sedang dalam perjalanan kemana saja, terus lupa bawa masker, terlihat kayak jadi orang yang paling aneh. Ya nggak, sih? Hal ini dikarenakan beberapa instansi dan tempat yang ramai juga sangat ketat untuk penggunaan masker, sehingga mereka tak segan untuk melarang masuk bagi pengunjung yang tidak menggunakan masker.


Pola Makan yang Sehat

Meski poin ini tak diterapkan secara menyeluruh seperti poin-poin sebelumnya, dapat diakui bahwa ternyata ada juga yang sangat memperhatikan soal makanan yang sehat saat pandemi ini. Karena imunitas tubuh yang baik, ternyata dipengaruhi oleh sumber makanan yang kita konsumsi. Nah, kalau Sobey gimana nih? Apakah termasuk dalam pribadi yang memperhatikan pola makan sehat selama pandemi? 

Olahraga

Nah, poin ini juga tak kalah populer selain pola makan yang sehat, olahraga jadi bagian yang penting bagi sebagian orang. Apalagi saat berjemur di pagi hari untuk mendapatkan sinar matahari pagi. Aku pribadi menerapkan poin ini dengan menggunakan istilah sekali jalan, maka dua pulau terlewati hihi. Kadang berjemur dipagi hari selama lima belas atau tiga puluh menit, sekalian aku gunakan juga untuk olahraga seperti senam. Jadi sehatnya langsung double, kan? Hehehe

Kondisi pandemi ini, meski banyak hal-hal baik yang menjadikannya sebagai kebiasaan baik, ternyata seimbang juga dengan hal-hal buruk yang semakin merajalela. Misalnya seperti memanfaatkan keadaan dengan selalu mengatasnamakan virus corona, yang akhirnya tanpa sadar malah merugikan pihak lain. Walau kita tahu, bahwa tak semuanya demikian, tetapi memang ada. Dan semoga yang melakukan hal itu cepat diberikan hidayah agar tak merugikan lagi pihak lain seperti yang kita lihat bersama, mereka adalah pihak yang lemah. Selain itu, kabar tentang pencurian atau perampokan cukup ramai diberitakan. Kebanyakan, alasan dilakukannya tindakan ini karena tak mempunyai lagi penghasilan untuk menghidupi keluarga.

Tak berhenti sampai disitu saja. Keluhan juga bagi para karyawan, dan pekerja-pekerja yang dengan terpaksa harus diberhentikan dari perusahaan juga cukup memprihatinkan. Pada dasarnya, kita semua sedang diuji. Terlebih mereka yang harus jadi tulang punggung keluarga, yang harus tetap menafkahi keluarganya dengan cara yang halal lagi baik. Pasti merasa terpukul sekali karena harus berhenti dan mencari pekerjaan lain agar tetap bisa menghidupi keluarganya. Tapi, alhamdulillah ada begitu banyak hikmah yang bisa dipetik. Nyatanya, banyak wirausaha-wirausaha baru yang muncul, membuat sesuatu yang baru yang insyaaAllah baik. Ada yang tiba-tiba jadi jasa beli sayuran bagi para ibu-ibu yang sedang menjaga diri untuk tak keluar rumah, ada yang mulai melek teknologi memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan produk-produk jualannya. Bukan hanya itu saja, ada juga yang mulai berkreasi dengan produk masker menjadi lebih unik, dilengkapi pula dengan konektornya.

Semua hal-hal unik yang terjadi selama pandemi ini bisa dikatakan cukup banyak sisi positif-negatifnya. Seperti pada bidang pendidikan yang ramai mengundang perhatian masyarakat karena ketidakefektifan belajar dengan sistem online. Beberapa mungkin akan merasa bahwa belajar daring lebih baik, efisien waktu dan tempat belajar, irit bensin misalnya jika harus ditempuh dengan jarak jauh, dan pembelaan-pembelaan lainnya yang pro dengan sistem belajar daring. Namun, disisi lain, ada pula yang tak sepakat dengan itu. Beberapa diantaranya, karena tugas yang harus dikerjakan jadi lebih banyak dari biasanya, atau harus memikirkan biaya kuota per-bulannya, akhirnya memilih kontra dengan sistem belajar daring.

Pro dan kontra juga ramai disuarakan soal Vaksin COVID-19 yang sudah mulai diberlakukan saat ini. Berita yang mengabarkan soal vaksin ini mengundang kontradiksi antar beberapa pihak. Beredarnya kabar beberapa warga yang meninggal dunia setelah disuntik Vaksin COVD-19 diperkirakan menjadi salah satu penyebab masayarakat kontra dengan vaksin ini. Untuk diri pribadi, mengenai vaksin ini akan sangat membantu memutus rantai penyebaran COVID-19, karena pada dasarnya vaksin hadir memang untuk mencegah penularan penyakit. Tetapi, isu yang beredar sebenarnya juga cukup membuat resah masyarakat, sih. Kalau pada akhirnya vaksin yang diberikan tidak bermanfaat sebagaimana mestinya, harusnya pemerintah perlu untuk melakukan pengecekan kembali. Ada apa dengan vaksin ini? Mengapa sampai ada beberapa warga yang dikabarkan meninggal setelah suntik vaksin?

Apabila sudah dilakukan pengecekan dan ditemukan penyebabnya, maka setelahnya pemerintah perlu memberikan edukasi seputar penggunaan vaksin ini. Karena ternyata, ada beberapa kondisi tubuh yang memang menolak atau tidak boleh disuntik vaksin. Tindakan ini baiknya perlu dilakukan, mengingat banyak masyarakat yang akhirnya memilih untuk tidak mengizinkan dirinya sendiri disuntik vaksin karena kabar buruk yang sering diberitakan. Sama hal-nya dengan diri pribadi, karena berita yang beredar tentang vaksin COVID-19 ini cukup buruk, si mama akhirnya berpesan kepadaku untuk tidak merelakan diri disuntik vaksin. Hehehehe, maklumi saja ya. Si mama emang suka gitu, dan itu adalah salah satu bentuk penjagaan menurut beliau untuk anaknya. 

Yah, pokoknya, sepahit dan semanis apapun pandangan kita tentang keadaan yang sedang menimpa kita bersama sampai saat ini, pada dasarnya kehidupan tetap harus berlanjut. Bagaimanapun kejadiannya, bagaimanapun kondisinya, bagaimanapun kebijakannya, selama itu tidak menjadikan diri pribadi berhenti untuk berbuat baik dan menjalani kehidupan dengan baik, jalani dengan penuh kesyukuran dan kesabaran. Apalagi kalau Sobey yang lagi baca ini adalah yang belum pernah dinyatakan positif corona, atau minimal yang masih tetap bisa bekerja dan berproduktivitas meski dalam masa pandemi, bersyukurlah. Dan sesekali, ajak diri untuk berderma, membantu orang-orang di sekitar kita yang keadaannya masih kurang dari kita. 

Terimakasih karena sudah meluangkan waktunya membaca sampai pada ucapan terimakasih ini, ya. Harapannya, ada kebaikan yang bisa dipetik walau sedikit melalui tulisan singkat dan sederhana ini. So, tetap semangat dan keep stay safe ya Sobey :)

Tulisan ini diikutkan dalam #TantanganBlogAM2021





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Salam kenal dari ViiJourney buat semua Sobey yang sempat baca tulisan dalam blog ini. Sini, tinggalkan komentar di bawah. Kita saling sapa :)