بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

"Nulis yang aku sukai aja, semoga bermanfaat juga buat kalian. Happy reading :)"

Buka Puasa: Momen yang (Selalu) Kurang Mengesankan Namun Patut Diabadikan




Alhamdulillah, kali ini masih senantiasa diberikan kesehatan dan kenikmatan iman untuk kembali berjumpa dengan bulan yang suci. Bulan ibadah, katanya. Padahal, di bulan-bulan lainnya pun masih terbilang bulan ibadah pula. Tergantung saja dari mereka yang menjalaninya. Apakah senantiasa beribadah, atau malah sebaliknya (berbuat maksiat). Astaghfirullah, semoga kita semua senantiasa diberikan ke-istiqomah-an dalam beribadah dan berbuat kebaikan. 

Picture by freepik (Editor by Author)
Kali ini, aku ingin mengabadikan momen yang sebenarnya sudah berulang dan selalu saja seperti ini. Entah terkadang aku menepis bahwa kalimat yang 'kurang mengesankan' ini bisa menjadi makna yang tidak mensyukuri Nikmat-Nya. Momen yang cukup menyedihkan (benarkah?). Momen yang seperti apa? 

"Berbuka puasa pertama tidak bersama dengan keluarga tercinta"

Saat-saat seperti ini, rasanya sulit menerima kenyataan bahwa menjadi anak rantau itu tidak sedap. Bagaimana mungkin, liburan menyambut bulan ramadhan ini aku habiskan waktu di kos saja. Sendirian. Hal ini dikarenakan semua teman kosku menikmati puasa pertamanya bersama keluarga mereka, katanya. Sedangkan aku? Sudah tujuh tahun, kau tahu? Berarti sudah tujuh kali pula aku merasakan ramadhan di perantauan tanpa menikmati buka puasa bersama dengan keluarga tercinta. 

Tujuh kali. Memang sih sejak masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA), aku sudah berstatus menjadi anak rantau. Maka tidak heran, jika aku sudah tujuh kali lupa rasanya nuansa berbuka puasa pertama dengan keluarga. Ah! Aku sangat menantikan dua puluh satu hari puasa berlalu, aagar aku segera pulang dan berbuka puasa lagi bersama keluarga. Karena tuntutan kesibukan, membuatku tak bisa pulang dengan secepat yang ku inginkan sehingga harus menunggu sepekan sebelum lebaran agar aku bisa pulang. 

Tapi, untuk hari ini cukup. Meski aku tidak berpuasa di hari pertama ramadhan, aku berusaha untuk memproduktifkan diriku. Jangan tanyakan mengapa aku tidak berpuasa ya? Untuk sesama wanita, kalian pasti tahu kan? Wanita itu istimewa, sehingga jumlah puasa ramadhan yang dilakukan (selalu) saja tidak penuh tiga puluh hari. Itulah istimewanya, banggalah menjadi seorang wanita.

Nah, produktifku kali ini aku menyiapkan buka puasa untuk sahabat-sahabatku yang sama juga atau istilahnya merekapun senasib denganku. Walaupun awalnya aku sulit untuk menggerakkan seluruh tubuh yang sudah terkontaminasi dengan rasa malas, aku melawannya. Aku berpikir bahwa aku harus melakukan hal yang bermanfaat. "Menyiapkan buka puasa" menurutku adalah solusi yang tepat. 

Finally, dengan persiapan yang cukup mendadak aku memasak seadanya yang sekiranya cukup untuk dikonsumsi lima orang. Kau tahu, kan? Bahwa siapa saja yang ikhlas menyiapkan menu buka puasa, maka akan dihadiahkan pahala oleh ALLAH sama seperti orang yang berpuasa. Masya ALLAH, Maha Baik nya ALLAH. Alhamdulillah... meski buka puasa pertama kali ini kurang memuaskan, setidaknya tetaplah berbuat kebaikan untuk sesama dan berhusnuzan kepada ALLAH. Menjadi anak rantau adalah sebuah pilihan dan segala resiko pun harus ditanggung. Inilah salah satu resiko yang harus kutanggung.

So, tetap nikmati harimu. Tersenyum ceria. Dan berbahagialah. Karena bahagia itu tergantung dari dirimu sendiri :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Salam kenal dari ViiJourney buat semua Sobey yang sempat baca tulisan dalam blog ini. Sini, tinggalkan komentar di bawah. Kita saling sapa :)