Memories: Satu Tahun Berlalu

28 Oktober 2018.

Setahun lalu. Hari ini adalah hari yang penuh makna. Tak pernah menanti dengan sangat harinya. Tetapi memiliki kisah penuh haru yang tak mungkin terulang kembali. Saat ini dan nanti tinggal kenangan. Kenangan yang hanya akan kembali bisa di reply ketika melihat potret moment pada hari ini di tahun lalu. Ah! Sangat ingin kembali ke masa itu. 

Memangnya ada apa dengan hari ini? 

Tepat pada hari ini yang dikenal sebagai hari sumpah pemuda, kami pemuda-pemudi yang berjumlah 49 orang telah mengikrarkan sumpah bahwa kami akan mengabdikan diri pada lembaga. Lembaga Kreativitas Ilmiah Mahasiswa Penelitian dan Penalaran (LKIM-PENA). Proses yang kami lalui selama 10 bulan 14 hari lamanya akhirnya terbayarkan dengan penuh keharuan serta kebahagiaan tak terkira pada hari itu. Dan hari ini, tepat 1 tahun kami terbentuk sejak 'Graduation' 28 Oktober 2017 lalu. 

Sumber: dokumentasi pribadi

Itulah potret kami 49 pemuda-pemudi yang telah mengikrarkan sumpah dengan lantang pada saat itu. Senyum yang mengembang di wajah mereka adalah hasil dari jerih payah perjuangan dari proses yang telah dilalui. Tetesan keringat, air mata bahkan darah pun pernah menjadi saksi perjuangan mereka. 

Lebay?.......TIDAK!!

Semua yang kutuliskan tentang perjuangan dalam deretan kalimat ini tak ada yang dusta. Lelahnya perjuangan, pahitnya proses, suka dukanya pun mereka rasakan selama 10 bulan 14 hari. Hari 'Graduation' yang dinantikan hadir tepat dengan hari nasional sumpah pemuda. Harapan terbesar bagi kami adalah mampu menjadi 10 pemuda yang dimaksudkan oleh Bung Karno yang dapat mengguncangkan dunia. Karena kami lahir dengan bekal ilmu pengetahuan dibarengi dengan etitut layaknya pemuda yang cerdas beretika.

Sumber: dokumentasi pribadi

Alhamdulillah. Meski momen itu tidak akan terulang kembali, setidaknya bisa kuabadikan dalam sebuah tulisan dan potret yang tersimpan untuk bisa menjadi memori bagiku. Momen ini tak boleh dilupakan begitu saja. Karena, momen ini terjadi hanya sekali dalam seumur hidup. Akan kuceritakan sedikit gambaran perasaanku kala itu.

.
.
.
.
.

Rasa gugup dan bahagia bercampur jadi satu. Terlebih lagi ketika disebutkan dengan lantang Nomor Baku Anggota. Tidak dapat kujelaskan secara rinci. Yang perlu kalian ketahui rasa tidak karuan menunggu namaku disebutkan untuk maju bergabung bersam teman-teman yang sudah berada di atas panggung mendahuluiku. Hingga pada Nomor Baku Anggota 007.XI.101205.2016 atas nama Vista Alnia Pratiwi.

Entahlah! Gemetar pada saat melangkahkan kaki kedepan menerima selempang dengan bertuliskan LKIM-PENA disana serta menerima piagam penghargaan atas proses yang telah dilalui. Kemudian rasa haru menyapa saat kami pemuda-pemudi menyanyikan lagu kebanggaan LKIM-PENA.

Lembaga Kreativitas Ilmiah Mahasiswa

Penelitian dan Penalaran

Universitas Muhammadiyah Makassar

Sambut mentari bersinar

Wujudkan semua mimpi-mimpi

Nyalakan api semangat meraih cita-cita

Mengukir prestasi

Terpatri janji dalam jiwa

Pena dan nalar bersatu dalam LKIM-PENA

Junjung nilai-nilai ilmu pengetahuan

Kembangkan nalar sebagai seorang mahasiswa

Ukir karya dan raih prestasi

Harumkan nama almamater 2x

Menyanyikan lagu tersebut dengan posisi tangan yang mengepal didada, tak terasa bintik-bintik airpun mengalir dengan lembut. Terbayang akan proses panjang yang telah dilalui. Selanjutnya adalah prosesi saling bersalaman memberikan ucapan selamat kepada kami. Rasanya benar-benar seperti mahasiswa yang mendapatkan gelar sarjana *padahal belum pernah tahu bagaimana rasanya, UPS* Hanya saja, prosesi ini adalah yang paling menyenangkan. Ucapan selamat silih berganti dari orang yang berbeda. Seluruh tamu, kerabat dekat dan wali dari kami memberikan ucapan selamat dengan penuh makna. Seakan mengetahui bahwa perjuangan kami memnag benar-benar luar biasa. 

Sumber : dokumentasi pribadi

Hari itu tidak akan pernah terulang kembali, tetapi akan tersimpan dalam memori kenangan indah yang kumiliki lewat tulisan ini. Terimakasih untuk moment terbaik yang pernah ada. Salam perjuangan dari #DiklatIlmiahXI