
Menjalani kehidupan menjadi siswa rantauan ternyata
tak semudah yang dibayangkan. Itu berdasarkan pengalaman pribadi selama tiga
tahun duduk di bangku SMA. Pilihan untuk merantau sebenarnya adalah keinginan
pribadi, namun dorongan dari orang tua juga yang sangat mendukung. Hingga tamat
SMP, saya melanjutkan pendidikan menengah atas jauh dari tempat tinggal kedua
orang tua. Biaya hidup dan uang saku tidak perlu khawatir lagi, karena om dan
tante yang ku tempati tinggal sangat ramah. Mereka belum lama menjadi pasangan
suami istri. Tahun pertama tinggal di rumah mereka, ada adik kecil yang harus dijaga.
Aulia Sabrina namanya. Umurnya baru sekitar tujuh bulan.
Menghabiskan waktu bersama Aulia selama tiga
tahun mengajarkanku bahwa perkembangan zaman benar-benar berbeda. Mengapa?
Karena masa perkembangan anak-anak saat ini beriringan dengan digital. Saya
ingat betul masa kecil yang saya alami sangat tak terjamah teknologi. Digital
pun dapat dirasakan keberadaannya mulai pada masa SMP. Keseharian yang dilakukan
anak dahulu sangat berbeda dengan sekarang. Permainan tradisional, berkumpul
dengan kawan tetangga, teman sekolah dan aktivitas lainnya tanpa sentuhan
digital. Bagaimana dengan sekarang? Satu hal yang saya pahami bahwa anak-anak sekarang
yang akrab disapa sebagai generasi milenial tak dapat terpisahkan dengan
lingkungan digital. Bahkan kedua orang tua mereka sendiri yang memperkenalkan dan
mengajarkan tata cara penggunaan teknologi saat ini. Contoh kecilnya saja,
dimulai dari memberikan gadget kepada anak sebagai hadiah atas prestasi atau
capaian yang mampu dilakukan oleh anak.
Salah satu sifat manja anak kecil tentu ingin
selalu ikut kemana pun bersama dengan kedua orang tuanya. Begitupun si kecil
Aulia. Tuntutan pekerjaan kantoran bagi om dan tante, tentu tidak bisa selalu
standby untuk merawat Aulia. Waktu yang tersisih untuk Aulia mulai pagi hingga
sore hari. Maksimal full time bagi keluarga kecil tersebut hanya ada pada malam
hari saja. Tuntutan sekolah juga membuatku tidak bisa menjaga si kecil Aulia.
Hingga akhirnya, sang kakeklah yang harus ikut tinggal bersama kami agar pada
pagi hari bisa membantu untuk menjaga Aulia hingga pulang sekolah. Salah satu
trik yang digunakan oleh kedua orang tuanya adalah dengan memberikan Aulia gadget.
*Gambar hanya sebagai referensi (Sumber: http://nakita.grid.id)
Berkat gadget tersebut, Aulia menjadi sedikit
lebih tenang karena merasa memiliki permainan baru untuk menghilangkan
kejenuhannya. Dalam gadget tersebut, telah disediakan banyak
permainan-permainan yang tentunya akan menghibur dirinya. Tak lupa juga
diselipkan permainan edukatif yang akan mengajarkan Aulia beberapa hal terkait
dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya, si kecil Aulia menjadi ketergantungan
terhadap gadget tersebut. Pernah suatu ketika tidak mendapati gadgetnya karena
disembunyikan oleh Umminya (panggilan Ibu untuk Aulia), sampai menangis
histeris. Tidak bisa dijamah dengan apapun selain memegang gadgetnya. Ini
namanya sudah kecanduan teknologi.
*Gambar hanya sebagai referensi(Sumber https://teknologi.inilah.com)
Kecanduan teknologi juga tidak baik bagi
anak-anak. Apalagi kebiasaan bermain game yang sebenarnya masih ada hal penting
lainnya yang perlu diketahui anak-anak selain game. Maka dari itu, pengawasan
dalam penggunaan teknologi bagi anak juga salah satu hal yang penting untuk
mendidik dalam era digital saat ini. Bukan berarti anak-anak tidak
diperbolehkan menggunakan teknologi, hanya saja perlu bimbingan agar anak tidak
salah arah dalam menggunakan teknologi. Era digital memberikan kemudahan bagi
anak-anak saat ini. Bagaimana tidak, semua bisa didapatkan hanya dengan
mengunjungi situs internet. Namun yang lebih penting daripada itu, canggihnya
penggunaan teknologi bisa dijadikan suatu sarana agar anak dapat mampu
menghasilkan karya.
Karya yang seperti apa? Misalnya, daripada
menjadi penikmat game saja, alangkah baiknya mengetahui cara membuat sebuah
game dalam bentuk aplikasi. Mengapa tidak, ya kan? Kedudukan orang tua cukup
berperan penting dalam hal ini. Ketika kesadaran orang tua kurang akan hal ini,
maka sang buah hati hanya akan menjadi gamer sejati tanpa mampu menciptakan
game. Mengenai cara belajar membuat game, untuk era digital saat ini sudah
banyak tempat kursus yang menampung anak-anak belajar membuat aplikasi. Sistem
pembelajaran seperti ini dikenal dengan pembelajaran coding.
Apa itu
Coding?
Coding merupakan bahasa pemrograman yang
outputnya adalah sebuah aplikasi yang bisa digunakan dalah kehidupan
sehari-hari. Semua aplikasi yang kita gunakan adalah hasil dari coding para
programmer. Era digital saat ini menuntut kita untuk bisa menguasai coding atau
istilahnya bahasa pemrograman. Sehingga pembelajaran coding termasuk hal yang
sangat penting untuk dipelajari. Kapan waktu yang tepat untuk belajar coding?
Mulai sekarang! Baik itu untuk anak-anak mulai dari umur 6-12 tahun ke atas. Saatnya
memperkenalkan teknologi pada anak-anak, bukan hanya sebagai penikmat tetapi
juga pembuat aplikasi melalui coding. Hal ini tentu perlu pengenalan coding
untuk anak sejak dini.
Belajar
Coding Sejak Dini
Mempelajari coding tidak semudah membalikkan
kedua telapak tangan. Biasanya, untuk berkutat dalam dunia coding, seseorang
perlu mengambil mata kuliah khusus coding seperti Jurusan IT. Namun, sebenarnya
belajar coding pun bisa dilakukan dengan otodidak tanpa mengambil jurusan
khusus. Hanya saja, perlu ketelitian dan kesabaran dalam mempelajari coding.
Nah, memperkenalkan coding sejak dini pada anak juga salah satu hal yang penting.
Memperkenalkan anak pada era digital, mengajarkan anak untuk menghasilkan sebuah
karya nyata melalui teknologi dan melatih anak untuk berpikir kritis. Maka dari
itu, perlu bimbingan khusus untuk memperkenalkan teknologi pada anak sejak
dini.
Mengapa
Pengenalan Teknologi Penting bagi Anak Sejak Dini?
Pada dasarnya, anak-anak memiliki rasa ingin tahu
dan rasa ingin mencoba sesuatu hal yang tinggi. Teknologi akan menciptakan
generasi yang cerdas tergantung dengan sikap yang dilakukan. Bisa saja, anak
akan merusak dirinya karena teknologi. Misalnya, dengan teknologi semua mudah
terakses. Vulgar, tips dan trik yang bisa menjadi pemicu bagi anak untuk
melakukan hal-hal yang tidak senonoh. Namun sebaliknya, bisa saja teknologi akan
menciptakan generasi emas. Seorang anak bisa menjadi gamer, penulis, dan masih
banyak lagi. Bagimana caranya? Dengan pembimbingan sejak dini terkait dengan
teknologi, agar anak tidak salah arah dalam menggunakannya. Sehingga pengenalan
teknologi sangatlah penting bagi anak sejak dini. Pengenalan teknologi pada
anak tentu harus didampingi oleh kedua orang tua. Hal ini agar orang tua juga
dapat melihat perkembangan sang anak dalam menggunakan teknologi tersebut.
Namun, terkadang kesibukan orang tua pun yang tak kalah pentingnya sehingga
tidak mampu mendampingi anak selama 24 jam. Maka dari itu, orang tua perlu
mencari alternative lain dalam membimbing teknologi pada anak.
Orang tua tidak perlu khawatir lagi, karena saat
ini sudah banyak cara untuk belajar teknologi terkhusus coding seperti yang
saya sebutkan. Bahkan banyak aplikasi untuk anak yang bisa digunakan belajar
otodidak untuk menghasilkan game yang sesuai dengan selera. Namun, lagi dan
lagi. Hal itu tidak akan efektif tanpa pengawasan yang baik dari orang tua.
Tuntutan pekerjaan akan menjadi sedikit hambatan dalam pengawasan terhadap
anak. Alternatif lain yang bisa digunakan adalah dengan cara kursus. Dengan
cara ini, orang tua tidak perlu khawatir lagi tentunya. Sehingga saya sangat
menyarankan kepada orang tua agar memberikan kursus pada anak di DUMET SCHOOL. DUMET School menyediakan Kursus Pemrograman Komputer bagi anak demi membantu anak agar dapat menghasilkan karya nyata melalui coding. Banyak yang telah memilih untuk kursus di DUMET School dibuktikan dengan data bahwa DUMET School memiliki 8000+ murid dari berbagai instansi, sekolah, universitas dan lainnya.
Hayo, jarang
loh ada kursus yang memiliki jadwal fleksibel. Umumnya, jadwal kursus sudah
ditentukan oleh tempat kursus. Jadwal bisa diatur sesuai dengan keinginan pelanggan.
Kalau di lembaga kursus pada umunya harus ada minimal murid yang hadir sebelum memulai kelas. Wah, kalau DUMET School, walaupun murid hanya 1 satu saja kursus sudah bisa dimulai. Lebih efektif lagi waktu yang kalian miliki tanpa harus menunggu murid lainnya. Semakin semangat untuk berlomba-lomba dalam belajar.
Kalau di lembaga kursus pada umunya harus ada minimal murid yang hadir sebelum memulai kelas. Wah, kalau DUMET School, walaupun murid hanya 1 satu saja kursus sudah bisa dimulai. Lebih efektif lagi waktu yang kalian miliki tanpa harus menunggu murid lainnya. Semakin semangat untuk berlomba-lomba dalam belajar.

Keren! Kalian diajarin sampai bisa tak terhitung waktu. Mau seminggu, sebulan, setahun bahkan bertahun-tahun kalian bisa belajar kursus sampai kapan pun. Masih ragu?
Benar-benar ajib! Pokoknya keren banget. Coba deh, semua fasilitas benar-benar menjanjikan. Selain yang saya sebutkan di atas, kalian masih bakalan dapat gratis konsultasi loh meski sudah lulus kursus dari DUMET School ini.
Materi apa saja yang akan dipelajari?
1. Cara membuat game yang interaktif
2. Dasar-dasar terkait sebuah program atau game yang bisa berjalan dengan menggunakan baris kode
3. Melatih cara berpikir agar lebih terstruktur
Nah, ketika ketiga poin tersebut telah dikuasai oleh murid atau anak-anak, maka tentunya murid atau anak akan mampu untuk membuat atau menciptakan sebuah game interaktif meski berbasis dasar. Selain itu, anak akan mampu menguasai bahasa pemrograman sejak dini. Sehingga jika terlatih dari sekarang maka target untuk menciptakan generasi yang cerdas akan tercapai.
Tunggu apalagi? Langsung saja daftar Kursus Pemrograman Komputer untuk anak, adik, atau keponakan kalian di DUMET School.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Salam kenal dari ViiJourney buat semua Sobey yang sempat baca tulisan dalam blog ini. Sini, tinggalkan komentar di bawah. Kita saling sapa :)