بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

"Nulis yang aku sukai aja, semoga bermanfaat juga buat kalian. Happy reading :)"

Edisi #dirumahaja: Modul Mama

Hi sobat Viijourney🤗.

Ketemu lagi nih disini, blog kesayangan yang jarang dapet kasih sayang *eh*😁.

Oiyya kali ini, sesuai dengan judul postingan ini aku pengen berbagi sedikit uneg-unegku tentang 'Modul Mama'. Tahun ini, aku pulang ke rumah lebih awal dari tahun-tahun sebelumnya. Biasanya, paling lama kalau pulang kampung kisaran dua Minggu sampai tiga Minggu saja di rumah. Tapi, sekarang (tahun ini) beda. 

Kalau sebelumnya pulkam-ku hanya pas mau lebaran aja, sekarang sebelum bulan ramadhan sudah di rumah. Semua pasti tahulah ya sebabnya hihi. Ya, pandemi covid-19 ini juga salah satu keadaan yang patut untuk disyukuri, bukan hanya dicela terus. 

Karena masih diberi kesempatan banyak untuk kumpul dengan keluarga. Meski pada kenyataannya saudara-saudara kita diluar sana juga banyak yang keadaannya cukup memprihatinkan. Sama-sama kita doakan ya, semoga bumi kita ini cepat pulih dari pandemi ini. 

Nah, selama #dirumahaja lumayan banyak perubahan. Seperti biasa, rumah orang tua yang hanya tinggal berdua saja (selama ditinggal rantau) anak-anaknya tentu sudah lumrah kalau keadaan rumah yang nggak rapi atau seadanya saja. 

Sedang aku beda. Aku suka rapi dan bersih. Tapi kalau untuk kebersihan rumah Alhamdulillah, mama orangnya pembersih. Jadi nggak perlu khawatir sama kebersihan nya. Walau sebenarnya masih perlu lagi untuk dibersihkan hihi. Saat pulang, mataku memutar mengitari rumah. Memperhatikan tata letak benda, hal-hal yang perlu dibersihkan dan dirapikan. 

"Perlu dicicil sedikit-sedikit nih," pikirku. 

Kamarku, kamar kedua orang tuaku, dan kamar adikku. Oke hari pertama fix membersihkan kamar dulu. 

Beralih lagi, setelah selesai membersihkan area kamar aku pindah ke bagian ruang tamu dan tengah. Nah, bagian ini paling ribet kalo nge-rapiin bufet. Disana banyak serba-serbi yang cukup berantakan dan membuatku geleng-geleng kepala melihatnya. 

Setiap tahun mesti sama. Bufet selalu dipenuhi dengan peralatan mesin-mesin kecil (eh mesin apa bukan ya), kayak obeng, aneka kunci-kunci gitu, kabel, lampu yang udah di bedah, baterai berserakan dan sejenisnya. 

Tahu, kan? Ini area penyimpanan bapak yang suka banget ngutak-ngatik barang gituan. Suka banget perbaiki peralatan yang udah nggak bisa dipake tapi diperbaiki. Kadang kalo berhasil ya jadi bisa dipake lagi, kalau enggak ya udah gitu aja. Nggak diapa-apain, paling ya dikumpulkan di dalam bufet dengan posisi yang berantakan *haddeuh*.

Bagian ini, selesai dirapikan. Oke, beralih lagi ke area dapur, hihihi. Di dapur ini, menurutku nggak banyak yang mesti dibedah sih karena udah rapi. Mama selalu menjaga kebersihan dapur makanya aku nggak begitu geregetan untuk merapikan bagian ini. Cuma, ada satu sisi yang cukup mengganggu penglihatan ku.

'Modul Mama' yang berjejer siap untuk dibuka lalu dipelajari isinya (Sumber: potret pribadi).

Ya, kalian bisa lihatkan deretan buku ini? Ini cukup membuatku sedikit geregetan. Buku di dapur? Di susun dengan model seperti itu? Jelas aku nggak bisa diem lah. Pas mau merapikan deretan buku-buku (modul milik mama) ini, tiba-tiba;

"Jangan diapa-apain itu buku modulnya mama," begitu katanya.
"Lah, kenapa Mae?" Tanyaku.
"Mama lebih suka gitu, supaya kalo mau belajar udah nggak pusing nyariin lagi. Kalo susun malah males belajar nanti mama." Jelasnya panjang lebar.

Oalah. Aku mengangguk paham. Ya, mamaku sedang dalam masa kuliah (jadi mahasiswa baru lagi) makanya banyak modul.

Sejak saat itu, aku nggak pernah lagi mencoba untuk merapikan bagian ini. Nggak seperti pas pertama kali datang yang tangan ini rasanya gatel banget pengen merapikan buku-buku itu sebagaimana mestinya.

Aku juga paham. Sebagai seorang pembelajar tentunya memiliki cara belajar yang berbeda setiap individu. Ada yang belajarnya mesti sambil dengerin musik dulu, ada yang harus di tempat sepi, ada yang nggak bisa belajar sendirian dan (mungkin) deretan modul yang disimpan dengan model berjejer seperti 'Modul Mama' ini adalah cara belajar versi mama. Hihi

Alhamdulillah, banyak hal yang bisa kudapatkan lagi selama di rumah. Waktu jeda yang banyak ini kupergunakan sebaik mungkin untuk menabung rinduku lagi yang bisa kubawa nanti ketika pergi ke perantauan. Makanya, selalu kuabadikan dengan tulisan agar selalu tersimpan abadi. Nggak mesti dibaca banyak orang, cukup diabadikan dan suatu saat aku akan membacanya kembali. 

Tentunya, kepingan kisah ini akan jadi 'kenangan' nantinya saat ku baca lagi.




9 komentar:

  1. memang cara belajar dan mengingat itu beda2 yah, aku juga kalo lagi brainstorm efek kamar berantakan

    BalasHapus
  2. Mamanya kreatif dan produktif ya kak sambil masak sekalian membaca juga. Btw, itu benarkan bukunya dideretin di dapur?

    BalasHapus
  3. Salut sama mamanya yang masih produktif tanpa mengenal usia. Tidak pernah berhenti menambah ilmu.

    BalasHapus
  4. Jangan diapaapain itu moduk mama, duh luar biasa ka ,,

    BalasHapus
  5. luar biasa untuk mama nya,,tidak menegenal usia untuk berlajar,sehat terus ya untuk mama nya

    BalasHapus
  6. Keren mamanya sudah berumur sudah punya anak gede-gede masih semangat nuntut ilmu.

    BalasHapus
  7. Keren banget seh mom, semangat terus ya mom ,sehat selalu dan kreativitas tanpa batas

    BalasHapus
  8. Salut sama mamanya yang masih semangat belajar semoga makin sukses

    BalasHapus
  9. Waaaah keren kak budaya rapi tentunya harus selalu diutamakan. Salut juga sama mamanya kakak yang masih rajin melanjutkan pendidikan :)

    BalasHapus

Salam kenal dari ViiJourney buat semua Sobey yang sempat baca tulisan dalam blog ini. Sini, tinggalkan komentar di bawah. Kita saling sapa :)