بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

"Nulis yang aku sukai aja, semoga bermanfaat juga buat kalian. Happy reading :)"

Ketika Semua tak Sesuai dengan yang Diharapkan


Hi, sobat Viijourney :)

Apa kabar hati hari ini? Gimana dengan novembernya? Kira-kira, bisa dijalani dengan penuh senyuman, nggak? Sejujurnya, untuk november kali ini, aku pribadi sudah sedikit lega. Karena Oktober seperti ombak yang menakutkan yang sebelumnya terlihat tenang seperti berbisik bahwa semua baik-baik saja. Nggak tahu kenapa, Oktober ujiannya selalu buat aku sakit yang sakitnya tuh masih selalu membekas. Sesakit itu, kah? Hm, bukan hanya ditimpa dengan satu persoalan saja, tetapi Oktober seperti telah merencanakan semuanya yang tiba-tiba saja aku ngerasa bahwa ujian itu datangnya silih berganti. 

Edited by ViiJourney (Sumber: canva.com)



Astaghfirullah, lihatlah manusia. Baru segitu aja udah ngerasa paling susah dan paling terluka. Seberat apasih ujian itu ketika kita menampatkan diri sebagai seorang hamba yang sebenar-benarnya hamba. Iya, semua ujian yang katanya berat itu pada kenyataannya adalah bentuk kasih sayang Allah kepada hambanya. 

Paling tidak, kita tengah ditunjukkan beberapa hal yang kadang kita ngga sadar bahwa sebenarnya itu adalah yang terbaik untuk diri kita. 

Paling tidak, Allah tengah mempersiapkan sesuatu yang lebih baik dari yang kita kira itu sangat baik untuk diri kita. Tapi kalau dipikir-pikir lagi, memangnya diri ini siapa? Tahu apa sih? Jangan sombong diri, please. Hari ini boleh jadi kita bilang enggak untuk sesuatu hal yang nggak pengen kita lakukan. Tapi, boleh jadi Allah berkehendak iya atas sesuatu itu. Hingga pada akhirnya, mengiyakan adalah hal yang harus kita lakukan. Entah dalam bentuk yang seperti apa, yang pasti kata iya yang menurut diri kita nggak bakalan diiyakan yah harus diiyakan juga. Pernah ngalamin? Aku pernah, sering lebih tepatnya. Saking sombongnya.

Paling tidak, Allah sudah mempersiapkan ganti yang ternyata lebih tepat untuk diri kita. Ya, lebih tepat. 

Tapi, kenapa rasanya masih berat ya meski sudah tahu teorinya? Wajar, tak apa. Itu manusiawi, berarti diri adalah seorang yang sangat perasa. Hanya saja, jangan berlarut-larut yah. Aku sendiri, sembari belajar untuk mengikhlaskan, kujadikan diri lebih sibuk. Sibuk dengan mempersiapkan segalanya. Apapun. Justru yang awalnya aku ngerasa bahwa itu bukan pilihanku banget, aku malah mempersiapkan segala hal untuk sampai disana.

Tak kusangka, kutemukan banyak hal. Yang paling aku sukai dari semuanya adalah ketenangan hati. Aku jadi lebih banyak menghabiskan waktuku dengan hal-hal yang lebih produktif dari sebelumnya. Aku lebih enjoy dalam beraktivitas tanpa beban pikiran lagi. Aku lebih bisa leluasa dalam mengendalikan semua aktivitasku yang sebelumnya terasa seperti jalanku didepan hanya satu saja. Padahal, jalan berkelokpun terasa menyenangkan dan lebih menantang. Nggak seburuk yang kita kira juga.

Aksara ini dituliskan hanya untuk membuat diri jadi lebih tenang lagi. Aksara ini dituliskan, kalau saja suatu saat nanti ada pembaca yang merasa sedang berada diposisi yang sama, seenggaknya bisa sama-sama menguatkan. Ya, harapannya kelak seperti itu. Eh, berharap lagi, kan? Hehehe

Lalu, bagaimana harusnya jika semua yang diinginkan tak sesuai harapan?

Minta dikuatkan sama Allah saat tengah dalam proses belajar mengikhlaskan, minta ditenangkan sama Allah dengan lebih memperbanyak waktu bersama Allah, minta diyakinkan sama Allah bahwa semua yang tak sesuai dengan harapan itu karena benar tidak ditakdirkan dan Allah tidak ridho dengan hal tersebut. Lalu setelahnya, tempatkan diri pada posisi yang sedang menanti sebuah kado besar suatu saat nanti yang kita akan selalu bahagia karenanya. Yang dengan kedatangan kado tersebut, suatu saat nanti akan terucap kalimat, 

"Terimakasih Ya Allah, ternyata inilah alasannya dahulu Engkau mematahkan hatiku, dan menoreh luka (yang sekarang sudah tidak sakit lagi), aku bahagia sekali."

Bagaimana? Apakah kalimat itu sudah mampu untuk memperjelas semuanya? Ya, kelak hanya syukur yang selalu dilisankan akibat patah dan luka hari ini. Yah, kelak semuanya hanya akan jadi kenangan karena waktu yang terus berlalu. Ya, kelak akan semakin banyak hal-hal baik yang diri dapatkan karena patah dan luka hari ini. Seenggaknya, diri bisa belajar satu hal yang paling penting dan kepastian yang nyata bahwa,

"Cukuplah Allah bagiku, dan tak ada tempat terbaik untuk menaruh harap selain pada-Nya."

Tahun dua ribu dua puluh segera berlalu, begitupun luka dan patah ini. Aku yakin akan segera berlalu juga. Kamu yang baca ini, sini cerita kalau butuh teman cerita. Kamu yang baca ini, sini pegang tanganku jika butuh tangan untuk menggenggam. Kamu yang baca ini, sini bersandar jika butuh bahu untuk bersandar. Kamu yang baca ini, sini. Kita sama-sama berjalan pelan, menjemput sesuatu yang ada di depan. Karena ternyata, disana ada banyak kejutan.

Semangat untuk sembuh, lalu bertumbuh ya :)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Salam kenal dari ViiJourney buat semua Sobey yang sempat baca tulisan dalam blog ini. Sini, tinggalkan komentar di bawah. Kita saling sapa :)