بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

"Nulis yang aku sukai aja, semoga bermanfaat juga buat kalian. Happy reading :)"

Mencintai dalam Diam. Sesakit Inikah?




Malam yang dingin karena hujan yang begitu deras hingga tak ada suara yang dapat ku dengar selain suara jatuhnya air hujan. Namun terasa panas karena hati ini yang teriris melihat yang seharusnya tak perlu dilihat. Kenapa? Siapa yang pantas disalahkan dalam hal ini? Hati? Aku? atau Dia? Aku bingung jika harus menuruti segala keinginan hati ini yang tidak bisa ku kontrol sedikit pun. Apa sebenarnya yang diinginkannya? Entah sejak kapan hati ini berlabuh pada dermaga yang salah. Dermaga yang telah memiliki perahu untuk berlabuh. Apakah hati ini hanya sekadar singgah lalu pergi lagi. Kurasa tidak. Apa aku tidak boleh mencoba untuk berlabuh di dermagamu? Maafkan hati ini yang tidak dapat ku kontrol sebaik mungkin. Aku harap kamu bisa memahaminya. 
Aku tidak tahu sejak kapan aku mendayungkan perahu ini dan tertarik untuk berlabuh di dermagamu. Memikirkannya saja, rasanya tidak akan mungkin kamu bisa menerimaku. Tapi tak apa. Aku hanya akan mencintaimu dan mengagumimu dalam diamku. Iya. Hanya itu yang bisa aku lakukan. Maafkan aku, tapi inilah diriku. Maafkan aku, karena aku pun secara diam-diam telah menyebut nama lengkapmu dalam setiap doa yang ku panjatkan kepada-Nya. Aku hanya berharap, perasaan ini dihalalkan suatu saat nanti. Entah dapat dikabulkan atau tidak, namun seperti itulah kenyataannya. Harapanku tentangmu. Memikirkanmu disela waktu senggangku saja sudah membuatku tersenyum bahagia seakan rasanya aku ingin mengetahui segala aktivittasmu. Aku ingin mengenalmu lebih jauh. Tentangmu. Hal itu seakan membuat diriku menjadi paparazi yang akan selalu men-stalking sosial mediamu. 
Namun hal itu malah membuat hatiku pupus karena banyak yang seharusnya tak ingin kulihat.Ah! Kamu sungguh pandai menyembunyikan itu dan aku sungguh pandai menemukannya. Seakan-akan hidupmu adalah tentang dirinya. Iya, dirinya. Entah darimana hingga aku bisa mengetahuinya. Yang jelas, sejak aku menjadi stalker-mu, aku dapat membaca situasi yang sebenarnya. Oh Tuhan! Inikah sakitnya mencintai dalam diam? Membuatku ingin berhenti memohon tentang dia pada-Mu. Ingin rasanya aku melupakan semuanya seakan tidak pernah terjadi apa-apa. Namun sungguh aku tidak bisa. Aku takut jatuh terlalu dalam dengan perasaan ini. 
Perkenalan singkat itu membuatku terlena hingga lupa siapa yang aku harapkan. Dia adalah seorang yang telah memiliki perahu yang berlabuh di dermaganya. Sedangkan aku? Mungkin dia hanya akan menganggapku sebagai tamunya. Cukuplah. Aku hanya akan mengagumimu dalam diamku. Biarlah aku menjadi wanita yang munafik karena memendam perasaan ini. Karena aku hanya akan memintamu dalam doaku. Harapan itu masih terus kusimpan. Karena aku percaya kekuatan doa itu ada.